BANYUMAS - Menyambut harlah 1 abad usia Nahdlatul Ulama (NU), untuk kesekian kali Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Halaqah Nasional Fikih Peradaban.
Kali ini, kegiatan digelar bertema "Penguatan Siyasah Kebangsaan Perspektif Fikih Peradaban". Kegiatan adakan di Pendopo KH Chriri Shofa dilingkungan Ponpes Darussalam, Dukuwulung, Desa Dukuwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (17/12/2022).
Halaqah Nasional Fiqih Peradaban adalah pertemuan para Kiai, Ulama dan Santri untuk membahas persoalan-persoalan keagamaan dan kaitannya dalam masyarakat. Tidak hanya bagi warga NU saja, tapi untuk masyarakat umum. Halaqah Nasional Fiqih Peradaban ini diselenggarakan, juga sebagai mata rantai mensyukseskan program PBNU yang digelar di wilayah Kabupaten Baanyumas, dan puncaknya pada Januari 2023 mendatang jelang satu Abad usia NU yang jatuh pada 16 Rajab 1444 H atau bertepatan bulan Februari 2022.
Halaqah Nasional Figih Peradaban di Banyumas ini dihadiri 250 peserta terdiri dari para alim ulama, santri di lingkungan NU yang ada di Kabupaten Banyumas.
Ketua PBNU, KH Yahya Staquf atau Gus Yahya berkesempatan menyampaikan dipembukaan secara online, bahwa kegiatan Halaqah Nasional ini kembali menegaskan bahwa setiap ulama tetap proaktif dan menjadi panutan umat masyarakat.
"NU terus bergerak untuk membangun peradaban baru dimana peradaban lama (Turki Usmani) telah runtuh", ucap Gus Yahya.
Ia pun menjelaskan, bahwa di dalam kehidupan NU tidak lepas dari adanya inovasi, sebagaimana yang selalu didengungkan dalam pandangan ahlussunah wal jamaah, yaitu al-muhafadhotu ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Dimana hal-hal yang lama dan baik tetap dipertahankan, dan hal-hal baru yang lebih bermanfaat untuk digunakan. Ini dilakukan karena perubahan hidup tidak pernah akan berhenti, namun justru terus berjalan.
"Sejak zaman Rasululllah Nabi Muhammad SAW 1400 tahun yang lalu, terus ada perubahan dalam kehidupan. Dan NU lah yang bisa menjawab hal ini, oleh karenanya halaqah ini diadakan, " ujarnya.
Salah satu Dewan Pengasuh PP Darussalam Dukuwaluh Purwokerto, Sugeng Riyadi Syamsudin pun berdo'a agar kegiatan Halaqah Nasional Fikih Peradaban ini mendapat ridho dari Allah Swt.
"Pesertanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta bisa membawa Banyumas khususnya, Indonesia umumya menjadi lebih maju dan bermartabat. Membawa ummat agar lebih baik, serta membawa NU menjadi organisasi yang rahmatal lilalamin, " tandasnya.
Halaqah kali ini dengan empat Nara sumber, diantaranya : Dr. Hj. Iffatul Umniyati Ismail, LC, MA dari PBNU, Prof. Dr. H. Ridwan, M.Ag dari UIN Saizu, Purwokerto, Dr. Enjang Burhanudin Yusuf, S.S, M.Pd dari Ponpes Darussalam Dukuhwaluh Purwokerto dan Shofiyulloh, S.H.I, M.H.I dari Pengasuh PP Darussalam Dukuhwaluh Purwokerto.
Ketua Panitia Pelaksana Halaqah Figih Peradaban di PP Darussalam, Gus Enjang Burhanudin, kepada awak media menyampaikan, Halaqah ini digelar dengan melibatkan para kiai NU dan Non NU yang ada di Banyumas.
"Halaqah atau pertemuan para kiai, ulama dan santri ini sebagai upaya untuk menggali gagasan-gagasan brilian para kiai, ulama dan santri, " jelasnya.
Selain pertemuan ini sebagai upayanya dalam menghidupkan gagasan-gagasan Gus Dur dan juga para ulama sepuh, yang konteksnya untuk memajukan peradaban melalui Agama. Selanjutnya, hasil halaqah ini akan dibawa ke PBNU bersama-sama dengan hasil Halaqah di 250 titik yang tersebar di Indonesia. Yang selanjutnya, dibawa ke Muktamar Internasional Fiqih Peradaban dan ditawarkan untuk dijadikan sebagai solusi bagi peradaban dunia, " pungkas Gus Enjang Burhanudin.
Redaktur : JIS AGUNG
Editor : Djarmanto-YF2DOI
Reporter : Aulia/Rois